BANGGAI TIMES – Kementerian Pariwisata RI menggelar Bimbingan Teknik (Bimtek) Pengelolaan Pariwisata Berbasis Lingkungan.
Kegiatan ini digelar bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai, demi mempersiapkan Kabupaten Banggai sebagai Gerbang Pariwisata Indonesia Timur
Bimtek ini dihadiri Anggota DPR RI Komisi VII Dapil Sulawesi Tengah, Beniyanto Tamoreka, yang merupakan mitra kerja Kemenpar, serta Asisten Deputi Pengembangan Amenitas dan Aksebilitas Pariwisata Wilayah II Dwi Marhen Yono, Kepala Dinas Pariwisata Banggai Ismed Wardana.
Pj Sekretaris Kabupaten Banggai Ramli Tongko yang membuka Bimtek mengapresiasi Kementerian RI dan Anggota DPR RI Beniyanto Tamoreka.
Ia mengakui Bimtek Kemenpar terlaksana karena perjuangan Beniyanto sehingga menghasilkan kolaborasi antara Komisi VII dan Kemenpar untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Banggai.
“Inilah pentingnya ada perwakilan kita di DPR RI, yang kami hormati Bapak Beniyanto Tamoreka” ucapnya.
Beniyanto yang tampil sebagai keynote speach pada kegiatan ini, mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata serta Pemerintah Kabupaten Banggai atas kerja sama yang baik dalam pelaksanaan kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Saya memilih pariwisata sebagai program perdana karena sektor ini beririsan langsung dengan UMKM dan ekonomi kreatif. Ketika pariwisata maju, maka pelaku UMKM pun ikut tumbuh, begitu pula dengan para kreator lokal,” ujarnya.
Beniyanto juga menyoroti perlunya pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ia mendorong pemerintah daerah agar memaksimalkan dana transfer pusat untuk membangun infrastruktur pariwisata yang mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara berkelanjutan.
“Sasaran kita adalah kemandirian daerah. Maka dana yang ada harus diarahkan untuk merangsang sumber-sumber PAD, bukan hanya sekadar pembangunan fisik yang tidak berdaya guna jangka panjang,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa dirinya kini tergabung dalam Panitia Kerja (Panja) revisi Undang-Undang Kepariwisataan. Salah satu fokus revisi ini adalah pembentukan badan khusus yang bertugas mengelola destinasi wisata nasional secara profesional dan terintegrasi.
“Tiga kawasan sudah menjadi contoh, yaitu Danau Toba, Borobudur, dan Labuan Bajo. Saya berharap kawasan timur, termasuk Banggai, juga mendapat perhatian dan dukungan infrastruktur yang memadai dari pusat,” tambahnya.
Lebih lanjut, Beniyanto menekankan pentingnya pelestarian budaya lokal sebagai daya tarik wisata unggulan. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun ekosistem pariwisata yang tidak hanya mengandalkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya lokal yang otentik.
“Jangan hanya menjual laut dan pemandangan, tapi juga budaya. Tarian tradisional, baju adat, dan kearifan lokal kita harus dikemas menjadi bagian dari daya tarik wisata,” ucapnya.
Menutup sambutannya, Beniyanto berharap seluruh peserta Bimtek dapat menyerap ilmu yang disampaikan dan menerapkannya di lapangan. Ia menegaskan bahwa perjuangan untuk menjadikan Kabupaten Banggai sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia Timur akan terus ia kawal melalui jalur legislasi dan pengawasan. (*)