BANGGAI TIMES – Sebuah surat terbuka dalam bentuk postingan facebook ditujukan kepada Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid, dan Wakil Gubernur Renny Lamajido, dari keluarga pasien yang meninggal dunia usai menjalani perawatan di RSUD Undata Palu.
Akun Habsyi Civil dalam unggahannya menyampaikan kekecewaan terhadap pelayanan rumah sakit rujukan RSUD Undata yang dinilai lambat dan tidak maksimal.
“Kami ikhlas atas meninggalnya adik kami karena itu sudah merupakan takdir Allah. Namun, yang menjadi kendala bagi kami adalah persoalan dokter dan penanganan dari rumah sakit rujukan agar kejadian ini tidak terulang kepada keluarga lain,” tulisnya.
Kronologi yang disampaikan keluarga, pasien awalnya dirawat di RSUD Ampana dan direkomendasikan untuk dirujuk ke RSUD Undata Palu. Namun, proses rujukan sempat tertunda beberapa jam hanya karena menunggu konfirmasi dari rumah sakit rujukan. Pasien akhirnya tiba di RSUD Undata pada 9 September 2025 malam dan ditempatkan di IGD.

Keluarga menilai fasilitas yang diberikan tidak layak, karena pasien ditempatkan di tempat tidur tanpa kasur. Hingga tanggal 11 September, pasien masih berada di IGD dan dokter ahli disebut tidak melakukan visit karena pasien belum berada di ruang perawatan.
Keluarga juga mengaku kecewa karena janji kedatangan dokter ahli terus tertunda. Bahkan pada 12 September, yang datang hanya asisten dokter dengan alasan hasil CT Scan harus keluar terlebih dahulu. Namun, jadwal CT Scan baru tersedia untuk tanggal 30 September.
Dengan berbagai upaya, keluarga akhirnya berhasil mempercepat CT Scan pada 15 September, atau enam hari setelah pasien masuk RSUD Undata. Hasil CT Scan baru diterima pada 16 September siang. Sayangnya, sebelum sempat ditangani lebih lanjut, pasien meninggal dunia pada hari yang sama.
“Kesimpulannya, dari tanggal 9 hingga 16 September, tidak ada dokter ahli sesuai rujukan yang hadir langsung menangani adik kami. Apa gunanya rujukan kalau kenyataannya begini?” tegasnya.
Meski telah mengikhlaskan kepergian anggota keluarganya, keluarga berharap Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah menaruh perhatian serius terhadap persoalan pelayanan rumah sakit rujukan. “Kami ikhlas, Pak Gubernur dan Ibu Wakil Gubernur. Tapi jangan sampai ketidakbecusan ini terjadi pada warga lainnya,” tutup surat terbuka tersebut. *