BANGGAITIMES.ID – Agung Dwi Pratama mulai menggeluti usaha pakan ternak ayam petelur sejak Tahun 2018.
Pemuda berjiwa sosiopreneur jebolan Universitas Tadulako Palu ini, ikhlas mengesampingkan ijazah demi tekadnya untuk menjadi pengusaha muda yang mampu membangun harapan anak muda lain di kampungnya.
Agung melihat ada potensi besar yang didapat dengan mengembangkan Magot BSF Gen Toili.
Magot BSF merupakan jenis pakan ternak ayam dari larva yang dikembangbiakkan dari proses alamiah pembusukan sampah organik.
“Saya melihat Magot BSF belum ada di Banggai, potensi pasarnya sangat luas,” ucap Agung saat tampil sebagai local hero Medgat Regional Indonesia Timur 2024, Senin (03/06/2024) di Four Point Bandung.
Tidak hanya sekadar hitung-hitungan peluang pasar, Agung juga menjadikan usahanya sebagai solusi bagi para peternak di Kabupaten Banggai, khususnya dataran Toili.
“Harga konsentrat jauh lebih mahal, dengan menggunakan Magot bisa jauh lebih efisien,” ucapnya.
Seiring waktu, kehadiran Pertamina EP Donggi Matindok Field Tahun 2021 dalam mendampingi usahanya terbukti memberikan perubahan signifikan.
Pertamina EP DMF memberikan dukungan berupa bangunan tempat produksi Magot BSF.
“Sekarang sudah ada bangunan dari Pertamina, kita lebih fokus untuk cari bahan baku sampah dan perkembangan budidaya. Karena kalau dulu masih bangunan seadanya dari bambu dan atap Rumbia kalau hujan deras kita sering was-was kalau ada banjir datang, atap Rumbia yang dulu juga sering bocor. jadi proses budidaya terganggu,” paparnya.
Kini usaha Agung berkembang dari anggota kelompok 5 orang kini menjadi 15 orang, dengan pengembangan usaha turunan pertanian dan peternakan, Peternakan Ayam kampung, Peternakan Burung Puyuh, Budidaya Ikan Nila dan Lele, Budidaya Lobster Air Tawar, Hortikultura, dan Palawija. *