BANGGAI TIMES – Sorotan publik terkait proyek pembangunan Ruang Guru SMP Satu Atap Desa Hion, Kecamatan Bunta, mendapat tanggapan dari salah satu alumni Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Luwuk (UML), Resya Ferdiansya, ST. Ia mengemukakan bahwa pembangunan infrastruktur pendidikan di bawah kewenangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai selama ini telah berjalan secara merata dan terukur.
Menurutnya, setiap pembangunan yang dilaksanakan sudah melalui proses perencanaan berjenjang mulai dari desa, kecamatan, hingga kabupaten. Usulan yang masuk kemudian diverifikasi dan dituangkan dalam dokumen perencanaan resmi sebelum ditetapkan sebagai prioritas pembangunan. Karena itu, proyek infrastruktur yang sudah terealisasi bukanlah keputusan mendadak, melainkan bagian dari prioritas yang telah ditetapkan sesuai mekanisme yang berlaku.
Menanggapi pemberitaan mengenai prioritas pembangunan antara Ruang Guru SMP Satu Atap Hion dan Ruang Guru SDN Hion, Resya menjelaskan bahwa pembangunan yang sedang berjalan tidak dimaksudkan mengabaikan kebutuhan sekolah lainnya.
Ia menegaskan bahwa setiap program pemerintah memiliki siklus anggaran tersendiri, sehingga beberapa kebutuhan yang belum terealisasi tahun ini akan menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan pada penganggaran berikutnya.
“Masukan dari masyarakat tentu sangat penting. Informasi terkait kondisi Ruang Guru SDN Hion yang dinilai sudah tidak layak akan menjadi catatan untuk proses penganggaran selanjutnya,” ujarnya.
Resya juga menilai bahwa kritik dan sorotan publik merupakan bagian dari kontrol sosial yang perlu dihargai oleh instansi berwenang. Menurutnya, kepedulian warga terhadap fasilitas pendidikan di Desa Hion menunjukkan tingginya partisipasi masyarakat dalam mendukung pembangunan sektor pendidikan.
Ia meyakini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai tetap menjaga komitmen dalam memastikan setiap proses pembangunan berjalan transparan, akuntabel, dan sesuai kebutuhan masyarakat. *
