Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
INFO MIGAS

SIMPUL EMAS Pertamina EP DMF : Dari Ancaman Deforestasi, Dusun Kokolomboi Kini Menuju Konservasi Berbasis Apikultur

×

SIMPUL EMAS Pertamina EP DMF : Dari Ancaman Deforestasi, Dusun Kokolomboi Kini Menuju Konservasi Berbasis Apikultur

Sebarkan artikel ini
Labi Mopok-Tokoh Adat Togong Tanga Dusun Kokolomboi menjadi penggerak SIMPUL EMAS
Example 468x60

Banggai Kepulauan – Dulu hanya dikenal sebagai dusun terpencil di balik hutan Pulau Peleng, kini Dusun Kokolomboi, Desa Leme-Leme Darat, menjelma menjadi simpul inspirasi nasional—bahkan global. Melalui Program SIMPUL EMAS (Sinergi Pemberdayaan untuk Masyarakat Unggul, Lestari, dan Sejahtera) dari Pertamina EP Donggi Matindok Field (PEP DMF) bagian dari Zona 13 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream, masyarakat adat Togong Tanga tak hanya berdaya, tapi juga menjaga bumi.

Berangkat dari realitas yang kompleks—15% penduduk miskin, 60% berlatar pendidikan dasar, serta keterbatasan akses terhadap pendidikan, kesehatan, informasi, dan infrastruktur—Program SIMPUL EMAS hadir bukan sekadar solusi, tapi oase perubahan.

Dusun Kokolomboi, yang berjarak ratusan kilometer dari pusat pemerintahan Sulawesi Tengah dan Kabupaten Banggai Kepulauan, dulunya mengandalkan hidup dari ladang berpindah, illegal logging, hingga perburuan satwa endemik. Kini mereka beralih ke apikultur lebah madu dan jasa wisata konservasi—langkah kecil dengan dampak raksasa.

Foto : Madu lebah hutan hasil budidaya masyarakat Togong Tanga

“Kami tidak lagi merusak pohon untuk mengambil madu. Rumah lebah dari batang palem adalah jawaban yang ramah lingkungan dan mendatangkan rezeki,” ujar Labi Mopok, tokoh adat sekaligus Local Hero Program Kokolomboi Lestari.

Salah satu program SIMPUL EMAS, inovasi rumah lebah dari limbah palem tidak hanya menyelamatkan hutan, tapi juga menjadi penyerap karbon. Produksi madu melonjak hingga 8.400 liter/tahun dengan pendapatan petani madu naik signifikan, dari Rp1,4 juta hingga menembus Rp8,5 juta per bulan.

Baca juga:   Wujudkan Asta Cita : Suplai Gas Untuk Domestik Melonjak, Tiga PSN Onstream

Lebih dari 245 petani madu kini bergabung dalam kelompok binaan. Budidaya ini tak hanya menjadi mata pencaharian, tapi juga mempercepat restorasi alam, karena lebah memperkuat proses penyerbukan hutan. Konservasi yang menghidupi.

SIMPUL EMAS mengintegrasikan 4 pendekatan—lingkungan, ekonomi, sosial, dan kesejahteraan. Dalam hal lingkungan, capaian nyatanya meliputi: 13,44 Ha lahan terestorasi; 279,95 Ha kawasan konservasi berbasis masyarakat; 7,12 ton/tahun limbah biosulfur termanfaatkan, dan penurunan emisi 0,022 ton/tahun dari energi baru terbarukan.

Restorasi yang dilakukan juga memulihkan ekosistem Tarsius Peleng dan Gagak Banggai, dua satwa endemik Sulawesi Tengah. Populasinya melonjak. Tarsius dari 17 menjadi 46 ekor; Gagak dari 1 menjadi 8 ekor.

Dampak Positif Pariwisata

SIMPUL EMAS Pertamina EP Donggi Matindoks Field yang diimplementasikan dengan membangun pariwisata konservasi juga terus berkembang. Hingga kini, lebih dari 513 wisatawan, termasuk turis dari 22 negara, telah datang ke Taman Kehati Kokolomboi, membawa pendapatan tambahan bagi warga sebagai penyedia jasa lingkungan.

Foto : Kehadiran program SIMPUL EMAS Pertamina EP Donggi Field berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Dusun Kokolomboi

SIMPUL EMAS juga mencatat capaian luar biasa dalam kesejahteraan. Sebanyak 9 merchant produk lokal terlibat (online dan offline), Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) mencapai 87,14, diversifikasi pendapatan mendorong kemandirian ekonomi, dan sertifikasi produk membuka akses pasar yang lebih luas.

Baca juga:   Gelar HSSE Contractor Communication Forum 2024, Pertamina EP Donggi Matindok Field Tingkatkan Internalisasi Tata Nilai AKHLAK

Dampak Social Sustainability

Dari sisi sosial, dampak berkelanjutannya nyata adanya. Sekitar 300 masyarakat adat aktif terlibat, 6 desa replikasi konservasi terbentuk, 11 desa binaan proklim, hingga terbitnya SK Bupati dan kebijakan pemdes sebagai legitimasi gerakan akar rumput.

“Program ini bukan sekadar CSR. Ia adalah katalis perubahan sosial dan ekologis jangka panjang,” terang Ridwan Kiay Demak, Field Manager PEP DMF.

Di balik pencapaian ini, tersembunyi filosofi besar: bahwa pembangunan sejati adalah ketika kmasyarakat diajak tumbuh bersama alam. Kokolomboi Lestari bukan sekadar nama program—ia adalah harapan indah terhadap krisis iklim, kemiskinan, dan ketimpangan.

Hari ini, di tengah dunia yang mencari solusi hijau dan inklusif, suara lebah dari hutan Banggai terdengar nyaring: konservasi bukan beban, tapi peluang, asalkan disatukan dengan hati, data, dan keberpihakan.

Foto : Sofiana-Pendamping Program SIMPUL EMAS Pertamina EP Donggi Matindok Field

“Dalam pelaksanaan SIMPUL EMAS, kami di Pertamina EP Donggi Matindok Field tidak bisa berjalan sendiri, kami mengkolaborasikan bersama beberapa stakeholder yang mensupport kita, ada pemerintah daerah, dan lembaga lingkungan lainnya,” tutup Sofiana, Pendamping Program SIMPUL EMAS pada kegiatan Media Gathering 2025 di Hotel Claro Makassar, (23/06/2025). *

(Penulis : Naser Kantu)

Example 300250
Example 120x600