Banggai Kepulauan – Dulu hanya dikenal sebagai dusun terpencil di balik hutan Pulau Peleng, kini Dusun Kokolomboi, Desa Leme-Leme Darat, menjelma menjadi simpul inspirasi nasional—bahkan global. Melalui Program SIMPUL EMAS (Sinergi Pemberdayaan untuk Masyarakat Unggul, Lestari, dan Sejahtera) dari Pertamina EP Donggi Matindok Field (PEP DMF) bagian dari Zona 13 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream, masyarakat adat Togong Tanga tak hanya berdaya, tapi juga menjaga bumi.
Berangkat dari realitas yang kompleks—15% penduduk miskin, 60% berlatar pendidikan dasar, serta keterbatasan akses terhadap pendidikan, kesehatan, informasi, dan infrastruktur—Program SIMPUL EMAS hadir bukan sekadar solusi, tapi oase perubahan.
Dusun Kokolomboi, yang berjarak ratusan kilometer dari pusat pemerintahan Sulawesi Tengah dan Kabupaten Banggai Kepulauan, dulunya mengandalkan hidup dari ladang berpindah, illegal logging, hingga perburuan satwa endemik. Kini mereka beralih ke apikultur lebah madu dan jasa wisata konservasi—langkah kecil dengan dampak raksasa.
“Kami tidak lagi merusak pohon untuk mengambil madu. Rumah lebah dari batang palem adalah jawaban yang ramah lingkungan dan mendatangkan rezeki,” ujar Labi Mopok, tokoh adat sekaligus Local Hero Program Kokolomboi Lestari.
Salah satu program SIMPUL EMAS, inovasi rumah lebah dari limbah palem tidak hanya menyelamatkan hutan, tapi juga menjadi penyerap karbon. Produksi madu melonjak hingga 8.400 liter/tahun dengan pendapatan petani madu naik signifikan, dari Rp1,4 juta hingga menembus Rp8,5 juta per bulan.
Lebih dari 245 petani madu kini bergabung dalam kelompok binaan. Budidaya ini tak hanya menjadi mata pencaharian, tapi juga mempercepat restorasi alam, karena lebah memperkuat proses penyerbukan hutan. Konservasi yang menghidupi.
SIMPUL EMAS mengintegrasikan 4 pendekatan—lingkungan, ekonomi, sosial, dan kesejahteraan. Dalam hal lingkungan, capaian nyatanya meliputi: 13,44 Ha lahan terestorasi; 279,95 Ha kawasan konservasi berbasis masyarakat; 7,12 ton/tahun limbah biosulfur termanfaatkan, dan penurunan emisi 0,022 ton/tahun dari energi baru terbarukan.
Restorasi yang dilakukan juga memulihkan ekosistem Tarsius Peleng dan Gagak Banggai, dua satwa endemik Sulawesi Tengah. Populasinya melonjak. Tarsius dari 17 menjadi 46 ekor; Gagak dari 1 menjadi 8 ekor.
Dampak Positif Pariwisata
SIMPUL EMAS Pertamina EP Donggi Matindoks Field yang diimplementasikan dengan membangun pariwisata konservasi juga terus berkembang. Hingga kini, lebih dari 513 wisatawan, termasuk turis dari 22 negara, telah datang ke Taman Kehati Kokolomboi, membawa pendapatan tambahan bagi warga sebagai penyedia jasa lingkungan.
SIMPUL EMAS juga mencatat capaian luar biasa dalam kesejahteraan. Sebanyak 9 merchant produk lokal terlibat (online dan offline), Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) mencapai 87,14, diversifikasi pendapatan mendorong kemandirian ekonomi, dan sertifikasi produk membuka akses pasar yang lebih luas.
Dampak Social Sustainability
Dari sisi sosial, dampak berkelanjutannya nyata adanya. Sekitar 300 masyarakat adat aktif terlibat, 6 desa replikasi konservasi terbentuk, 11 desa binaan proklim, hingga terbitnya SK Bupati dan kebijakan pemdes sebagai legitimasi gerakan akar rumput.
“Program ini bukan sekadar CSR. Ia adalah katalis perubahan sosial dan ekologis jangka panjang,” terang Ridwan Kiay Demak, Field Manager PEP DMF.
Di balik pencapaian ini, tersembunyi filosofi besar: bahwa pembangunan sejati adalah ketika kmasyarakat diajak tumbuh bersama alam. Kokolomboi Lestari bukan sekadar nama program—ia adalah harapan indah terhadap krisis iklim, kemiskinan, dan ketimpangan.
Hari ini, di tengah dunia yang mencari solusi hijau dan inklusif, suara lebah dari hutan Banggai terdengar nyaring: konservasi bukan beban, tapi peluang, asalkan disatukan dengan hati, data, dan keberpihakan.
“Dalam pelaksanaan SIMPUL EMAS, kami di Pertamina EP Donggi Matindok Field tidak bisa berjalan sendiri, kami mengkolaborasikan bersama beberapa stakeholder yang mensupport kita, ada pemerintah daerah, dan lembaga lingkungan lainnya,” tutup Sofiana, Pendamping Program SIMPUL EMAS pada kegiatan Media Gathering 2025 di Hotel Claro Makassar, (23/06/2025). *
(Penulis : Naser Kantu)