Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Pendidikan & Kesehatan

Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Ini Dua Agenda Pelayanan Tim Penanganan ADE Kembali Sekolah Disdikbud Banggai

×

Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Ini Dua Agenda Pelayanan Tim Penanganan ADE Kembali Sekolah Disdikbud Banggai

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BANGAITIMES.ID – Untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disidkbud) Kabupaten Banggai Syafrudin Hinelo telah mencanangkan program Anak dan Dewasa (ADE) Kembali Sekolah.

Olehnya, jajaran Tim Penanganan Ade Kembali Sekolah melakukan beberapa genda pelayanan, yakni Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan Monitoring Penanganan Anak Putus Sekolah.

Example 300x600

“Kedua bentuk pelayanan tersebut adalah dua komponen penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia,” ucap Kepala Bidang PAUD dan PNF Samsul Bahri Lanta.

Dihelaskan Samsul, Dapodik merupakan sistem pendataan yang digunakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mengumpulkan data penting terkait dengan satuan pendidikan, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan sarana prasarana sekolah di seluruh Indonesia.

Baca juga:   Era Baru Digitalisasi Pendidikan di Banggai, Disdikbud Luncurkan Puluhan Smartboard

“Data ini menjadi dasar untuk berbagai kebijakan, termasuk alokasi anggaran, program pendidikan, dan evaluasi kinerja pendidikan di setiap daerah. Pengelolaan data Dapodik dilakukan secara online dan di-update secara berkala oleh operator sekolah,” paparnya.

Untuk pelayanan kedua, Monitoring Penanganan Anak Putus Sekolah, program ini dijelaskan Samsul, bertujuan untuk mengidentifikasi, memantau, dan menangani kasus anak putus sekolah. Anak-anak yang tidak lagi bersekolah sering kali menghadapi risiko ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.

Baca juga:   Diikuti Ribuan Guru, Kadis Dikbud Banggai Lepas Peserta Karnaval Budaya

Lebih lanjut, Disdikbud Banggai bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah kecamatan, desa, kelurahan dan lembaga swadaya masyarakat, untuk melakukan upaya intervensi agar anak-anak yang putus sekolah dapat kembali melanjutkan pendidikan mereka.

Upaya ini, dijabarkan Samsul, termasuk penyediaan bantuan keuangan ke Lembaga Non Formal, pendampingan psikososial, serta penyediaan akses ke pendidikan non-formal bagi anak-anak yang tidak bisa kembali ke jalur formal.

“Kedua inisiatif ini saling berkaitan dalam upaya pemerintah untuk memastikan semua anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak dan mencegah peningkatan jumlah anak yang putus sekolah,” ucapnya. *

Example 300250
Example 120x600