Banggatimes.id, LUWUK – Perusahaan pertambangan nikel di Kecamatan Bunta, PT. Koninis Fajar Mineral (KFM) memaparkan komitmen dan tanggungjawab mereka untuk melakukan penggantian lahan masyarakat yang diduga terdampak pertambangan nikel.
Pemaparan itu disampaikan dalam Rapat Mediasi Pemda Banggai oleh perwakilan manajemen site PT. KFM.
Mereka adalah Fadli Wirabuana selaku Koordinator Lahan, Drs. Husein Boften Koordinator Eksternal Humas, Remy Sandria selaku Legal, Jamal Peantok selaku Tim Lahan, dan Sukri Hasan Tim Eksternal Humas.
“Bahwa terkait ganti rugi lahan ini, sudah di RDP-kan di DPRD Banggai. Dari RDP itupun langsung kami tindak lanjuti, lahan yang terdampak sudah dibayarkan,” ucap Fadli Wirabuana selaku koodinator lahan.
Dihadapan Asisten II, Kabag SDA, Kabag Tapem dan sejumlah pihak terkait, dia menyebutkan, dari beberapa lahan yang diajukan warga karena terdampak saat pekerjaan jalan, maka 65 persen sudah di bayarkan.
Sisanya perusahaan tidak membayarkan karena di luar IUP dan jauh dari jalan hauling serta tidak berdampak langsung.
Dirapat tersebut juga, PT. KFM mengklarifikasi atas tuduhan dampak debu dari aktivitas pertambangan yang menyebabkan menurunnya produktifitas perkebunan masyarakat.
“Kalau karena debu, ini ada tanaman cengkeh warga yang tumbuh subur, sudah panen lagi,” ungkapnya.
Hasil dari rapat itu, Pemda membentuk Pokja pemerintah kecamatan dan kabupaten untuk melakukan verifikasi lapangan.
“Kami apresiasi langkah Pemda untuk pembentukan Pokja ini,” tutupnya. *
