BANGGAI TIMES – Perusahaan pertambangan nikel PT Koninis Fajar Mineral (KFM) terus menunjukkan komitmen nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan lewat kegiatan reklamasi dan revegetasi area bekas tambang nikel.
Hal tersebut di sampaikan Section Head Environment PT KFM Muhammad Ali Subhan dalam kesempatan bersama wartawan belum lama di sela sela agenda PT KFM menggelar pertemuan bersama kelompok petani jagung binaan wilayah Desa Koninis, Kecamatan Simpang Raya, Kabupaten Banggai.
Muhammad Ali menjelaskan hingga saat ini tahun 2025 perusahaan PT KFM telah melakukan penghijauan kembali lahan pasca tambang seluas kurang lebih 10 hektar untuk menanami kembali areal itu sebanyak kurang lebih 9 ribu bibit.
Menurutnya dari 10 hektar lahan pasca tambang yang baru di hijaukan ada kurang lebih 5,2 hektar kata dia. Namun begitu dirinya optimis lahan seluas 10 hektar akan hijua dengan bibit yang telah disiapkan.
“Tahun ini lokasi penanaman bibit pasca tambang 10 hektar yang baru di lakukan 5,2 hektar dan akan selesai sampai tahun ini,” jelasnya.
Dari total 15 hektar lahan pasca tambang sejak tahun 2022 yang telah kami tanami sebanyak kurang 30.000 bibit kata dia. Ia juga mengajak langsung wartawan ke area Nursery yang merupakan lokasi penyemaian bibit sebelum akhirnya di tanam pada areal pasca tambang.

Secara teknis, dia mengatakan bahwa areal Nursery ini merupakan lokasi pembibitan yang akan ditanami dilokasi pasca tambang. “Sebelum melakukan penanaman di area pasca tambang, kami melakukan pembibitan selama 3-4 bulan umur bibit dan barulah kami tanami di areal pasca tambang,” jelasnya.
Mahasiswa lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta jurusan Biologi ini, menambahkan revegetasi dilakukan dengan menanam tanaman pohon pionir sengon yang sesuai dengan dokumen lingkungan yang telah disetujui pemerintah. Seperti memilih bibit pohon Sengon karena cepat tumbuh dan mampu memperbaiki kualitas tanah. Selain itu sengon tanaman pohon sisipan berupa tanaman buah seperti durian, rambutan, dan jambu mete juga kami lakukan.
Tidak hanya itu juga tanaman lokal juga kami lakukan di areal pasca tambang sebutnya seperti jabon merah dan meranti sebagai upaya dalam memperkaya keanekaragaman hayati dan menumbuhkan hutan kembali.
Program penanaman ini telah berlangsung secara bertahap sejak tahun 2022 hingga sekarang ini. “Bibit tertua yang ditanam saat ini sudah berumur tiga tahun dan mulai menunjukkan pertumbuhan yang baik,” bebernya.

Dari sisi teknis, kegiatan reklamasi dimulai dengan penataan lahan bekas tambang untuk meratakan kembali kontur tanah. Selanjutnya dilakukan penaburan top soil (lapisan tanah subur dari atas) agar tanah lebih siap ditanami. Setelah itu melakukan penanaman bibit pohon dengan jarak tanam teratur disertai perawatan berupa pemupukan, penyiraman, serta pengendalian gulma agar pertumbuhan tanaman lebih optimal.*


















